Header Ads

PACE JOKOWI SAHAM 1O PERSEN UNTUK SIAPA EEEE?????


Foto: Pengemis kebebasan


EHHH..Mace ko tau tidak? Dalam tahun 2018, manusia-manusia serakah dong melakukan negosiasi besar-besaran dalam perebutan saham di PT. Freeport Indonesia (PTFI) antara pemerintah Indonesia,PT Indo Copper Investama, dan Lukas Enmbe sebagai pemerintah daerah provinsi Papua.
Dorang, semua berjuang merebut saham di PTFI seperti baku rebut daging babi lezat. Untuk merebut daging babi lezat oleh aktor penikmat. Mereka harus berburu berbagi cara melalui jalan yang panjang. Pemerintahan berwajah kolonial seperti Indonesia.
Mereka bermimpi untuk mendapat daging babi lezat  di PTFI terwujudlah. Katanya Jokowi, babi lezat saham Indonesia di PTFI sudah diambil oleh PT Indonesia Asahan Almunium (Inalum).
Dolo itu… Indonesia dong punya saham di PTFI hanya 9,36 persen namun sekarang berat dagingnya naik sekali menjadi  51,2 persen. Lumayan, walapun tidak semua rakyat menikmati.
Ehhh , tapi bukan Jokowi yang berburu daging itu. Jokowi suruh dia pu  tangan kanan. Dongdua itu sebelas dua belas, sama saja.
Dong dua baku bagi. Setelah itu,  makan daging sampai tinggal tulang lalu kasi ke anjing-anjing. Itu yang ada di Jokowi punya isi kepala.
“Rakyat Papua itu dong  anjing, jadi kita yang makan daging lezatnya sebanyak 41,2 persen. Lalu daging-daging sisa yang  masih menempel  di tulang, kan lumayan beratnya  10 persen. Kita  bagikan saja kepada rakyat Papua”, Pace Jokowi bisik ke Pace Inalum begitu.
Ko tau, Jokowi punya tangan kanan berburu mati-matian mendapat saham babi lezat di PTFI.
Pertama,  pendantanganan Head Of Agreement (HoA) oleh Direktur Inalum, Budi Gunandi Sadikin dengan CEO  Freeport Mcmoran Incorporated, Richard Adkerson pada Kamis, 12 Juli 2018.
Katanya, perjanjian HoA merupakan  perjanjian dasar kerja sama maupun transaksi. Dongbilang,  langkah tersebut akan mengikat secara legal kepada  pihak-pihak terkait dan juga hak-hak operasi jangka panjang PTFI di Indonesia.
Tapi, sa sudah tau  kalo itu Jokowi dengan tangan kanan punya strategi biar  bagi daging  sama rata begitu, tapi sama rata untuk mereka dua saja, bukan tong  rakyat Indonesia atau Papua.
Ohhh ya.. dorang  pu penandatanganan, HoA bukan akhir dari persaingan ketat. Untuk menjadi pemegam saham mayoritas, Pace  Inalum harus membayar kepada PTFI 3, 85 Miliar atau Rp 55,4 Triliun.
Ihhh… ko kira 55, 4 triliun itu kecil kaPace Inalun dapat uang besar itu dari mana eee? Sa juga ada bingung-bingung ini.  Jangan-jangan Pace Jokowi kasi masayarakat punya uang lewat pintu belakang.
Lalu masyarakat piker, itu Pace Inalum punya uang sendiri. Hahaeeeeeedorang sudah biasa begitu jadi sa tidak heran.
Ko punya orang nomor satu di ko punya republik ini. Presiden Joko Widodo umumkan bahwa saham 51,2 persen PTFI telah dimiliki oleh PT Inalum.
Sa juga ada baca Pace Jokowi bilang begini, “Nantinya pendapatan baik dari pajak maupun non-pajak, royalti semuanya tentu saja akan lebih besar dan lebih baik”.
Ehhhh, Perempuan, ko percaya tidak? Kalo menurut sa, tidak akan ada perubahan. Sama saja seperti sebelumnya. Kita dua  lihat saja, benar-benar rakyat Indonesia dan Papua akan mendapat dampaknya atau pace tipu kita saja.
Mace ada lagi, berdasarkan data struktur transaksi final Inalum 51, 2 persen secara langsung memiliki saham PTFI sebesar 26, 2 persen, sedangkan sisanya sebesar 25 persen akan dimiliki oleh Inalum  dan BUMD Papua.
Sebelumnya, saham  25 persen dimiliki oleh PT Indocopper Investanama. Saham 25 persen akan dibagikan lagi kepada Inalum 60 persen sedangkan 40 persen untuk BUMD Papua.
Selanjutnya, dari 40 persen akan dibagi lagi kepada Provinsi Papua 30 persen dan kabupaten Mimika 70 persen. Hahahahahha…barang di atas buat sa punya jantung seperti orang iris-iris, kaya dong potong  daging babi begitu.
Sa pu kepala ada pusing taputar-putar  kaya anjing kena potas.
Macetong kembali gosip saham 10 persen untuk rakyat Papua dulu.  Masa.. Pace Jokowi, kasi10 persen untuk rakyat Papua.
Yang pace, maksud rakyat Papua itu seperti apa eeee? Abis dorang yang non-Papua yang lahir dan besar, atau yang cuma datang numpang cari piring makan juga. Dong semua bikin klaim diri.
Dorang juga Rakyat  Papua. Sa jadi bingung. Sa juga pusing taputar kaya anjing kena potas.  Yang sa pusing itu, apakah 10 persen saham Rakyat Papua di PTFI mampu memperdayakan hak- hak ekosob (ekonomi, sosial, dan budaya) orang asli Papua (OAP) dan secara khsus masyarakat pribumi Mimika?
Atau 10 persen hanya sekedar bayang-bayang yang bergentayangan seperti setan.
Mace…kamu punya presiden, dia macam udik daging babi lezat bernama saham di PTFI ka? Masa dia cuma kasi 10 persen itu? Dia kira rakyat asli Papua pergi curi di dia punya tanah di Solo sana  ka?
Dong memang, paling tidak tau malueeee. Pemerintahan bersistem kapitalis, kolonialsime, imperialisme jadi urat malunya sudah hilang sejak lahir. Ko bayangkan Mace, 10 persen itu  tidak sama dengan mas yang PTFI pancuri 210 ton per hari.
Dong bilang , dari 210 ton bijih yang diproduksi sehari dapat menghasilkan 6.000 ton konsentrat. Konsentrat ini yang akan dikapalkan menjadi produk akhir PTFI.
Untuk pengapalan, 6.000 ton dibagi lagi. 40 ton akan dikirim ke Smelter Gresik dan 60 masuk ke pasar ekspor.
Jadi Mace begitu sudah. Tong kalo tidak berjuang merebut semua itu kembali, selamanya, kita hanya menjadi penonton di atas tanah air ini. Setiap hari, tong akan seperti tikus yang mati di lumbung padi. Untuk berjuang merebut kembali.
Tong harus sadar akan situasi Papua sekarang. Mari bersatu dan jangan pikir perut masing-masing sudah karena tanah ini akan cepat sekali mencabut ko pu nyawa. Dan kita tidak hanya diam-diam terus saja.
Kitorang sudah harus. Torang harus siapkan tong punya anak-anak mulai dari sekarang. Biar dong nanti mampu bersaing di 30 atau 50 tahun yang akan datang.
Kitorang, jangan berharap saham 10 persen itu atau saham-saham yang lain. Barang itu cuma ada di awan-awan sana. Orang-orang rakus dan serakah saja yang akan menikmati barang itu setiap hari.
Kitorang cuma telan air liur saja. Jadi mari tong kembali menjaga hutan tersisa. Kalo hutan sudah dipancuri habis.  Berarti, tong pakai uang sisa-sisa yang Pace Jokowi kasi untuk membangun sumber daya manusia Papua yang tersisa.
Contohnya,dari sekarang ko sudah kasi ajar anak bermain musik, menulis, mengetik, masak, Bahasa Inggris, melukis, mengukir, dan lain-lain. Karena suatu saat nanti, saham di PTFI dan Otsus bukan OAP pu barang lagi.
 Tulisan ini pertama diterbitkan di http://locita.co/esai/pace-jokowi-saham-10-persen-untuk-siapa-eee?fbclid=IwAR1R86q9Oi__Zya35U8ebN-r4WWpIuGFesURdOd6PG4wKMumEufbcupC1JQ

No comments: