Header Ads

MAHASISWA PAPUA, BAHASA INGGRIS, DAN MEA

Source: https://www.google.co.id/search?q=pasar+bebas+adalah&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj7_p7vua7TAhVIqo8KHQnaAr4Q_AUICCgD&biw=1366&bih=651#imgrc=Nelusgr10SOBjM:


Setiap individu membutuhkan sebuah bahasa untuk melakukan komunikasi dengan orang lain. Bahasa verbal maupun bahasa non-verbal karena bahasa adalah sebuah alat yang digunakan oleh manuisa untuk berkomunikasi dengan orang lain di manapun mereka berada. Menurut kamus Oxford Advanced Leranre’s menegaskan bahwa”  bahasa adalah sebuah system suara dan  kata yang digunakan oleh manusia untuk mengepresikan perasaan dan pemikirannya”. (According to Oxford Advanced Learner’s Dictionary defines that language is a system of sounds and word used by human to express their thought and feelings) (662).Sehingga bahasa Inggris juga merupakan sebuah bahasa yang digunakan oleh manusia untuk mengepresikan perasaan dan pemikirannya di dalam kehidupan sehari-hari.
****
Sekarang, bahasa Inggris adalah salah satu bahasa internasional. Jadi tidak ada alasan lagi bagi  kita  mahasiswa Papua untuk  mengenalnya atau mempelajarinya karena bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa yang sangat penting untuk generasi muda sekarang. Kita tidak dituntut untuk mempelajari bahasa Inggris sampai sempurna tetapi setidaknya kita sebagai seorang mahasiswa yang sudah berada di era serba teknolgi berbasis globalisasi seharusnya mengenal dasar-dasar bahasa Inggris yang sederhana mulai dari kosakata, penulisan, pendengaran,  dan berbicara, bahkan tata bahasa inggris itu sendiri. Setidaknya, kita memiliki salah satu kemampuan sehingga kita bisa mempunyai modal sedikit. Mempunyai modal sedekit tetapi berdampak besar bagi diri sendiri dan orang di sekitar kita bahkan orang banyak.  Masa di zaman serba modern saja kita sebagai mahasiswa tidak bias menulis salah satu kata bahasa Inggris yang baik. Contohnya kata thanks di tulis “thenks”, very much di tulis “fery mucth” itu kita menganggap tidak penting dan sepele tetapi sebenarnya hal seperti itu merupakan suatu kebisaan yang buruk dan konyol. Hal-hal yang sederhana di atas itu justru sering dijuampai di kalangan mahasiswa Papua yang sedang mengenyam pendidikan di kota Gudeg. Mahasiswa di kota Gudeg saja sudah seperti itu, lalu bagimana dengan kita punya teman-teman di luar jawa atau mereka justru lebih pandai dari teman-teman di pulau Jawa?

***
       Dasar-dasar dalam bahasa Inggris yang sederhana saja kita tidak memiliki lalu bagimana generasi muda Papua akan menghadapi pasar bebas : Masyarakat Ekonomi bebas Asean  (MEA). Pasar bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor impor atau hambatan perdagangan lainnya. Pasar ini dirancang oleh negara-negara maju sebagai sebuah pasar ideal agar adanya akses ekonomi lintas negara, lintas kawasan sehingga sebuah dunia. Pasar bebas didorong oleh negara-negara faham system ekonomi liberal. Ekonomi liberal adalah sebuah system ekonomi yang memberikan kebebasan pada setiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga setiap orang bebas memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa ada intervensi dari pihak lain termasuk pemeritah.

***
           Pasar ekonomi bebas ini sedang membuka peluang besar bagi orang-orang bermodal (beruang)  dan mempunayi skill(kemampuan) di berbagai bidang kehidupan  untuk berbondong-bondong ke Indonesia secara khusus Papaua. Mereka akan menggunakan skill dan modalnya untuk kepentingan kelangsungan kehidupan ekonomi dirinya dan negeranya. Mereka datang dengan bermodal uang dan kemampuanya. Karena orang yang mempunyai kemampuan atau skill, di berbagai sektor kehidupan akan mampu bertahan dan  hidup di Papua setelah tidak ada otonomi khsus lagi bagi orang asli Papua. Mengapa demeikian karena dalam pasar MEA mempunyai empat pilar yaitu;
1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan produksi.
 Hal tersebut sudah terjadi di Indonesia khsusunya Papua, tepatnya kabupaten Merauke,  contohnya pak Jokowi telah membuka lumbung padi terbesar di ASEAN bahkan dunia. Lumbung padi ini hadir untuk siapa? Sedangkan orang asli Papua belum mempunyai kemampuan dalam mengolah sawah dan padi. Moyang orang Papua kelolah Sagu bukan Padi.
2.  Kawasan ekonomi yang kompetitif. 
Papua merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang mempunyai nilai ekonomi kompetitif yang sangat tinggi sehingga mempunyai nilai tawar yang menggoda setiap negara rakus untuk menanam modal dalam segala aspek ekonomi. Dengan demikian, nilai tawar politik ekonomi selalu memanas. Hal yang menjadi masalah besar adalah sebagian besar orang asli Papua belum mempunyai nilai ekonomi kompetitif yang bagus dan sehat.
3. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang. 
Menurut penulis, dari realita yang  sudah ,sedang, dan akan terus ada di Papua yaitu pertumbuhan ekonomi yang seimbang hanya terjadi di kalangan pendatang (Non Papua). Dikarenakan, orang asli Papua belum dipersiapkan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang. Seimbang antar orang Papua dan pendatang, dan orang Papua dengan Papua.
4. Intergrasi ke ekonomi global.
 Intergrasi menurut penulis yaitu Indonseia secara langsung gabung dalam ekonomi global atau luas bebas. Perbandingan, antara orang Papua dengan non Papua sangat jauh khususnys sektor skill berdangang dan lainya. Sebagian besar orang Papua belum memiliki skill khsusu di sektor- sektor vital dalm kehiduapan sehari-hari.  Hal tersebut akan membuat orang Papua belum mampu bersaing atau begabung ke ekonomi global. Dengan sendirinya, hal tersebut semakin mendorong orang Papua, terlebih khsusu perempuan Papua untuk semakin tersisih dalam segala aspek kehidupan.
  Bagimana dengan kami mahasiswa Papua yang hanya bermodal sumber daya alam (SDA) tetapi tidak tahu mengolahnya?  Sebagian besar dari kita,  belum mempunyai keahilan-keahlian khsusu di berbagai bidang kehdupan,  tetapi berprofesi di politik praktis. Akhirnya, kembali ke Papua membawa Ijasah mengadu ke pemerintah daerah. Pemrintah bingung dan selanjutnya mengemis di negara. Dan negarapun menyuapi setiap rupiah kepada bayi-bayi yang tak berdaya di negeri yang kaya. Karena selalu disuap dan tidak disuruh makan sendiri, sehingga merekapun tak mampu terbang sampai ke langit. Mungkin 10 atau 20 tahun lagi, orang asli Papua akan mengemis dan tidur di bawah kolom jembatan seperti saudara kita yang tak berdosa di tanah sebelah.


Refrensi:
Oxford Advanced Learner’s Dictionary
http://armansetiawan-itsme.blogspot.co.id/2016/02/dampak-positif-dan-negatif-masyarakat.html
http://www.pengertianku.net/2015/04/pengertian-pasar-bebas-dan-menurut-para-ahli.html

1 comment:

  1. trimakasih banyak dan terus menulis. panjang umur perjuangan

    ReplyDelete