Header Ads

Pejabat Papua vs Vanessa Angel



Sumber: OkZone.com

KARLOS, ko ada ikuti berita yang lagi naik daun tradaDong ada bahas-bahas artis yang jual diri di orang-orang yang ‘muka rakus pantat’ alias suka main perempuan.
Di Surabaya sana, ada artis satu  pu nama Vanessa Angel (VA). Dia pu nama lagi naik daun.
Orang-orang dong bahas ramai di sosial media. Coba ko cari di Google pakai mace pu nama. Nanti Google kasi keluar banyak, ko jadi bingung pilih berita mana yang untuk ko baca. Yakomina, memang artis Vanessa ada bikin apa ka?
Pace, berita-berita yang sa baca, dong bilang, dia jual dia pu diri lewat internet. Orang Jakarta dong bilang prostitusi online? Memang kenapa dengan barang tu? Ahhh trada, polisi dongtangkap basah dia.
Dia tidur dengan laki-laki di hotel. Laki-laki pu nama Rian. Katanya, dia pengusaha tambang di Lumajang. Dia pu umur 45 tahun.
Tu dia pu data sementara. Sekarang, polisi masih cari tau dia punya identitas yang sebenarnya. Ko tau, jadinya polisi dong tahu orang-orang yang jual-beli jasa perempuan yang namanya VA.
Dong tau artis-artis pu nama-nama dan dong pu harga jual. Kalo Mace VA biasa berapa jadi, om-om rakus perempuan dong beli? Katanya, dong punya tarif mulai dari 25 sampai 300 juta.
Setiap artis dia punya tarif beda-beda. Dong bahas barang ini, ada pro dan kontra. Ada yang bilang Mace VA pu barang jadi itu dia punya hak. Itu Mace VA pu tubuh jadi terserah dia.
Dia mau jual ka bikin apa terserah. Tapi pak polisi dong masi proses mace terus sampai sekarang. Apa mace kena pidana atau tidak. Tong akan ikuti perkembangan berita selanjutnya.
Ehhh….. Karlos, itu Pace Rian pengusaha tambang emas saja. Dia bisa pergi kasi habis uang di Surabaya sana dengan Mace VA. Bagaimana dengan tong punya orang-orang besar dari Papua.
Terutama pejabat-pejabat dongDorang yang biasa kapala bajalan ke Jakarta  tu. Katanya, jalan dinas. Jangan-jangan dong lagi pu langganan-langganan khusus dengan artis dorangdengan tarif-tarif spesial.
Makanya, masyarakat bilang. Pejabat Papua ke Jakarta hanya kasi habis uang alias Bar…Bir….Bor….. Bar itu masuk keluar Bar, kemudian minum Bir Bintang dan kawan-kawannya. Terakhir main dengan perempuan yang disebut Bor.
Kasi habis uang dengan siapa eee? Ya.. Pastinya dengan dorang-dorang yang di tempat pijat, bar, hotel, dan lain-lainya. Ahhhh dong jalan di ibukota dengan paha putih. Terus pulang ke Papua bawa paha putih punya penyakit untuk maitua di rumah.
Setelah itu, penyakit loko atau makan dong (pejabat) sampai tinggal tulang lalu peti jemput. Begitu tudorang tra bertobat. Tapi dong kaderkan barang itu ke generasi berikutnya.
Generasi berikut, pikir barang bagus jadi dong lagi coba-coba. Hahahaheeee…Yakomina, kojauh-jauh ke Jakarta. Di Papua sini saja. Pejabat-pejabat dong juga parkir-parkir di mahasiswa, anak SMA sampai SMP.
Emangnya, ko punya bukti ka? Sa tidak pu bukti. Tapi, sa biasa dengar anak-anak dorangcerita jadi. Dulu, sa punya teman perempuan cerita. Waktu dia SMA sampai kuliah. Dia kepala main-main pejabat dong pu uang.
Ko tau to…pejabat siapa yang sembarang kasi uang kalo bukan masih satu darah panas. Dongpasti minta yang “lain” jugalah. Tapi dong (pejabat) kasih tra sebesar seperti VA dan dia puteman-teman pu tarif papan atas.
Pasti tarifnya masih normal-normal bahkan kecil sekali. Ya…Karlos mau bagimana lagi? Keadaan mencekik leher jadi. Dorang yang puas. Kita perempuan yang tersiksa.
Dana-dana Otonomi Khusus (Otsus) yang harusnya ada buat memenuhi kebutuhan dasar Orang Asli Papua (OAP) tapi sa yakin sebagian besar pasti masuk di rekening artis-artis, pekerja seks komersial (PSK), dan sejenisnya.
Akhirnya, masyarakat akar rumput jadi korban karena kebutuhannya tidak terpenuhi. Selanjutnya, masyarakat hidup terlantar, berobat di rumah sakit dengan uang sendiri. Kasisekolah anak dengan jatuh bangun mencari nafkah sendiri.
Untukmu perempuan Tanah Papua, yang dihadapi oleh VA pasti sudah tidak asing di telingamu. Aku tahu tubumu adalah hakmu. Tapi nenek moyang kita tidak mengajarkan mencari nafkah melalui jalan memperdagangkan diri.
Apalah daya, kebutuhanmu sekarang mencekik lehermu sehingga untuk bernafas kau harus melintasi jalan yang tidak dihendaki oleh suara hatimu. Sebenarnya, kau tidak boleh mengambil jalan itu.
Apa gunanya, darah moyang kita digadaikan dengan dana Otsus? Berjuanglah untuk menjaga tubuhmu. Kau adalah benteng pencetak generasi emas bangsa Papua. Jika engkau sudah di jalan itu.
Jadikan dirimu, VA yang sehat, selalu rajin mengontrol tubuhmu dari serangan virus mematikan yakni uang dan mengontrol kebutuhan yang engkau tidak bisa mengapainya karena kalau tidak maka tubuhmu akan engkau gadaikan demi sebuah barang.
Perempuan tanah engkau harus Merawat dan mencintai tubuhmu agar engkau selalu indah seperti cenderawasih alami dan suci. Jangan biarkan tangan- tangan jahil menyentuhmu karena uang.
Uang tak bertuan,akan tetapi tubuhmu bertuan engkau tuanya, maka engkau harus menjadi tuan atas tubuhmu bukan sebaliknya engkau menjual tubuhmu hanya untuk memenuhi nafsu atas keinginan sesaat.
VA adalah pelajaran berharga bagi katong semua, mari katong sama- sama menjaga generasi, kalau alam engkau hancurkan, generasi engkau hancurkan lalu apa yang katongharapkan lagi untuk Papua ke depan. Alam selalu menyertai, mulai saat ini esok dan selamanya.
Tulisan ini telah dipublish pertama di:
http://locita.co/esai/pejabat-papua-vs-vanessa-angel?fbclid=IwAR0pKTme1kUL6q9ZXXZbp4j_8AnTGTPMqXAIc4pXaNsKLptEDlfRPHSg6ok


<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
          google_ad_client: "ca-pub-9130943127482588",
          enable_page_level_ads: true
     });
</script>

No comments: